Peradaban Islam di India mencapai puncak keemasannya selama masa Kerajaan Mughal (1526–1857). Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Genghis Khan dan Timur Lenk, setelah memenangkan Pertempuran Panipat pada 1526. Sejak saat itu, kekuasaan Mughal berkembang menjadi salah satu kerajaan terbesar di dunia, menguasai hampir seluruh anak benua India. Dinasti Mughal berhasil menciptakan salah satu peradaban yang paling berpengaruh dalam sejarah Islam, yang mencakup berbagai bidang seperti politik, ekonomi, seni, arsitektur, dan sosial.
Kejayaan Kerajaan Mughal tidak hanya terletak pada kekuatan militer dan kemampuan memperluas wilayah, tetapi juga pada keberhasilannya dalam membangun toleransi antaragama. Beberapa penguasa Mughal, seperti Akbar yang Agung (1556–1605), dikenal karena kebijakan Sulh-i-Kul (perdamaian universal), yang menghormati keragaman agama dan budaya di India. Akbar mempromosikan inklusivitas dan dialog antaragama, yang menciptakan stabilitas sosial dan memperkuat hubungan antara umat Islam dan Hindu, serta agama-agama lainnya.
Selain kebijakan toleransi, Kerajaan Mughal juga dikenal karena kemajuan luar biasa dalam bidang arsitektur dan seni. Bangunan monumental seperti Taj Mahal, Benteng Agra, dan Masjid Jama di Delhi menjadi warisan abadi yang mencerminkan keagungan dan kekayaan peradaban Mughal. Arsitektur Mughal menggabungkan elemen-elemen Persia, Islam, dan India, menciptakan gaya yang megah dan unik. Seni lukis miniatur Mughal, sastra, dan musik juga berkembang pesat di bawah patronase istana, memperkaya budaya dan seni di seluruh wilayah kekuasaan mereka.
Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Mughal menciptakan sistem perdagangan dan agrikultur yang efisien, dengan India menjadi salah satu pusat perdagangan dunia. Produk seperti tekstil, rempah-rempah, dan permata
Download File Format